Friday, February 20, 2009

Cermin Positif

Mengkritik itu mudah, karena melihat kesalahan orang lain itu gampang. Namun kritik yang didasari oleh mencari-cari kesalahan orang lain tak mungkin dapat mempermudah keadaan. Kita tak perlu menghabiskan waktu dan tenaga kita untuk menilai apakah orang lain telah berbuat salah atau benar.

Karena itu sangat mudah! Yang sulit adalah melihat kesalahan diri sendiri. Waspadailah bila kita begitu pandai mengkritik. Jangan-jangan kita tak mampu lagi melihat kebenaran. Dan sebuta-butanya orang ialah mereka yang tak bisa menangkap cahaya kebenaran.

Masa Lalu .....

Masa lalu telah menyebabkan diri kita menjadi seperti sekarang ini, sehingga apa yang kita perbuat sekarang akan menentukan masa yang akan datang.

Pengetahuan mengenai fakta ini dan keindahan masa yang akan datang tidak terbatas, memberi kita kepercayaan diri yang besar, dan meninggalkan kecenderungan pada tawaran dari bantuan eksternal, karena sesungguhnya tidak ada bantuan sama sekali.

"Kesucian dan ketidaksucian berasal dari diri sendiri, tidak ada seorang pun yang dapat mensucikan yang lainnya,"Kata Sang Buddha.

Dikutip dari buku :
Apakah Karma Itu
Oleh : Ven. U. Thittila
Yayasan Dian Dharma - 1997

Wortel, Telur atau Kopi

Seorang anak mengeluh pada ayahnya mengenai kehidupannya dan menanyakan mengapa hidup ini terasa begitu berat baginya. Ia tidak tahu bagaimana menghadapinya dan hampir menyerah. Ia sudah lelah untuk berjuang. Sepertinya setiap kali satu masalah selesai, timbul masalah baru.

Ayahnya, seorang koki, membawanya ke dapur. Ia mengisi 3 panci dengan air dan menaruhnya di atas api. Setelah air di panci-panci tersebut mendidih. Ia memasukkan wortel di panci pertama, telur di panci kedua dan kopi bubuk di panci terakhir. Ia membiarkannya mendidih tanpa berkata-kata.

Jalani Hidup

Dulu, ada seorang Kaisar yang mengatakan pada salah seorang penunggang kudanya, jika dia bisa naik kuda dan menjelajahi daerah seluas apapun. Kaisar akan memberikan kepadanya daerah seluas yang bisa dijelajahinya. Kontan si penunggang kuda itu melompat ke punggung kudanya dan melesat secepat mugnkin untuk menjelajahi dataran seluas mungkin. Dia melaju dan terus melaju, melecuti kudanya untuk lari secepat mungkin.

Ketika lapar dan letih, dia tidak berhenti karena dia ingin menguasai dataran seluas mungkin. Akhirnya, sampailah dia pada suatu tempat di mana cukup luas daerah yang telah berhasil dijelajahinya, dan dia menjadi begitu kelelahan dan hampir mati. Lalu dia berkata terhadap dirinya sendiri. "Mengapa aku memaksa diri begitu keras untuk menguasai daerah yang begitu luas?

Pengendalian Diri

Secara alamiah, jika merealisasikan bahwa kejahatan yang kita lakukan akan kembali kepada kita, kita akan menjadi sangat hati-hati dalam berbuat atau berkata atau berpikir sesuatu yang tidak baik, tidak bersih dan tidak benar.

Pengetahuan tentang karma akan mengendalikan kita dari perbuatan buruk demi kepentingan yang lain sama seperti demi milik kita sendiri.

Dikutip dari buku :
Apakah Karma Itu, oleh : Ven. U. Thittila
Yayasan Dian Dharma - 1997

Epilogue

Baru seminggu yang lalu, aku merencanakan untuk mengambil cuti agar dapat menemani kakakku yang akan datang dari kampung. Dan beberapa kegiatan yang aku rencanakan untuk weekend juga sudah aku rencanakan. Namun belum sempat satupun terlaksana, rencana itu harus berubah total tanpa aku bisa berdaya sedikit pun.

Hari itu, aktifitas di kantor berjalan seperti biasanya. Siang itu pula, aku sempat bercanda dengan rekan dari divisi lain yang kebetulan berkunjung sampai akhirnya aku berpamitan untuk makan siang sebentar sekaligus mengambil uang di ATM seberang jalan untuk persiapan weekend.

Kalau Mau Menang, Harus Ikut

Ada sebuah papan di luar sebuah kasino di Las Vegas yang bertuliskan :
"Kalau mau menang, Anda harus ikut."

Hal itu berlaku juga untuk meditasi. Kalau kita mau melihat kehidupan, kita harus ada di sana, sadar, waspada. Mengembangkan Samadhi (konsentrasi) adalah mirip dengan menggosok lensa. Kalau kita ingin melihat sel dan cara kerja tubuh kita dengan lensa yang belum digosok dengan baik, kita tidak akan bisa melihat dengan jelas. Agar supaya bisa menembus batin dan jasmani sebenarnya, kita harus mengumpulkan dan mengkonsentrasikan seluruh daya dan memperhatikan dengan batin yang tenang dan diam. Inilah yang dilakukan Buddha :

Ia duduk, konsentrasi dan melihat ke dalam. Untuk menjadi yogi, seorang penyelidik hati dan batin, kita juga harus mengembangkan hal ini.

Jack Kornfield, "Seeking The Heart of Wisdom"