Thursday, February 19, 2009

Jangan Berbuat Jahat, Berbuatlah Kebajikan

Adalah seorang pemuda tampan dan hidup berkecukupan. Namun sayang sekali nasibnya menurut para peramal sangatlah buruk. Dia diramalkan tidak akan melewati usianya yang ke-17. Berbagai peramal mengatakan hal yang sama, karenanya pemuda tersebut mulai putus asa, bukannya berbuat kebajikan, dia malah menghabiskan sisa hidupnya dengan bersenang-senang.

Sampai suatu hari, ketika esok dia akan merayakan ulang tahunnya yang ke-17, dalam perjalanan pulang dia menemukan sekantong uang emas. Dia melihat sekeliling dan memanggil sekiranya si empunya uang masih berada di sekitar tempat itu, namun tiada seorangpun menyahut panggilannya.


Lalu dibawanya kantong uang tersebut untuk diserahkan kepada yang berwajib. Si pemuda meneruskan perjalanan, di suatu tempat dia melihat seorang gadis kecil sedang menangis dan berusaha bunuh diri.

"Apa yang terjadi?" tanya si pemuda.
Lalu si gadis kecil menceritakan bahwa dia baru saja kehilangan sekantong uang, yang akan digunakannya untuk membeli obat bagi kakeknya yang sedang sakit.  Ketika si pemuda mengeluarkan kantong uang yang ditemukannya, dengan serta merta berbinar mata si gadis kecil : "Itulah kantong uangku, terima kasih tuan telah menemukannya."

Demikianlah, lalu sang pemuda melanjutkan perjalanannya dengan suatu kegembiraan yang belum pernah dirasakannya. Hari menjelang malam sementara hujan mulai turun, maka dia menginap di sebuah biara.

Dalam biara dilihatnya semua Buddha rupang, dan untuk pertama kali dalam hidupnya dia bersujud di hadapan Sang Buddha. Peristiwa dengan si gadis sungguh membahagiakannya, sehingga dia pun merelakan sisa uangnya untuk berdana, lagi pula pikirnya, "untuk apa uang itu, bukankah aku tak akan dapat melewati hari esok?"

Maka si pemuda tertidur lelap, ketika menjelang tengah malam dia mendengar pintu kamarnya diketuk. Dia bangkit dan membukakan pintu. Dilihatnya si gadis kecil bersama seorang tua diantar kepala biara menemuinya.

Kata si gadis : "Maaf, kami membangunkan tuan. Kakekku telah sembuh dan kami akan pergi dini hari nanti. Karenanya kami mengunjungi tuan pada tengah malam ini untuk mengucapkan terima kasih ."

Pada saat itu terdengar suara gemuruh, rupanya atap biara roboh dan menimpa tempat tidur yang dipakai sang pemuda. "Beruntung sekali tuan tak berada di sana", kata kepala biara.

Keesokan harinya si pemuda bercerita kepada kepala biara perihal ramalan tenteng hidupnya yang akan berakhir, juga tentang pertemuannya dengan sang gadis kecil. Mendengar hal tersebut kepala biara berkata : "Sesungguhnya tuan telah berbuat tiga kebajikan besar.
Pertama tuan tidak berusaha memiliki barang yang bukan milik tuan.
Kedua tuan telah menyelamatkan dua nyawa sekaligus, nyawa si gadis kecil dan kakenya.
Dan ketiga tuan telah bersujud dengan tulus di hadapan Sang Buddha dan berdana.
Tiga kebajikan tersebut telah membuat karma buruk tuan tidak berbuah dengan baik."

Sejak saat itu sang pemuda mulai menekuni Dharma dan menjadi siswa sang Buddha yang siswa saleh.

Hidup ini terdiri dari rangkain peristiwa. Jika masing-masing peristiwa kita umpamakan sebuah bola. Maka bsuatu ketika bola peristiwa kita akan bertemu dengan bola-bola lain, dari pelaku-pelaku lain.

Jika kita mengetahui arah dan kekuatan gerakan awal bola kita, maka kita dapat memprediksikan benturan dengan bola mana yang akan terjadi, demikian seterusnya. Kita bahkan dapat menyusulkan sebuah bola lagi untuk mengubah arah bola awal kita.

Tidak ada peristiwa yang kebetulan! Setiap peristiwa mempunyai makna. Tentunya tidak kebetulan Anda membaca tulisan ini. Sebelumnya Anda melihat judulnya yang menarik perhatian. Sebelumnya lagi Anda pasti mempunyai ketertarikan akan ajaran Buddha. Sebelumnya lagi Anda sudah mencari jawab atas pertanyaan hidup dan tidak ketemu dan seterusnya.

Masing-masing peristiwa memicu peristiwa berikutnya. Jika kesadaran akan hal ini mulai tumbuh maka pemahaman akan karma. Sang Buddha mengajarkan bahwa setiap makhluk dapat berusaha sekuat tenaga untuk mengatasi penderitaan.

Tidak semua peristiwa disebabkan Karma. Sang Buddha mengajarkan bahwa setiap makhluk dapat berusaha sekuat tenaga untuk mengatasi penderitaan. Tidak ada hal yang tak dapat diubah. Ini adalah ajaran yang sangat realistis dan optimistis. Kita dapat mengubah jalan hidup kita sendiri atas usaha sendiri.

Sang Buddha mengajarkan kita untuk tidak mudah percaya kepada ramalan-ramalan. Ini sangat beralasan, karena masa depan belumlah terjadi. Kita dapat mengubah masa depan, tapi tidak masa lalu. Karena itu jika seseorang mengatakan tentang masa kini maupun masa silam, barangkali bisa benar. Karena bagi seseorang yang berlaith konsentrasi, ada kemungkinan mendapatkan kemampuan demikian.


No comments:

Post a Comment